WO ala-ala Tetangga dan Keluarga Sendiri

Susunan kepanitiaan manten tentunya menjadi suatu hal yang esensial bagi pasangan calon manten yang tidak menggunakan jasa Wedding Organizer (WO). Bahkan, beberapa yang sudah menggunakan WO-pun ada yang tetap membentuk kepanitiaan manten.

Sejujurnya, panitia inti pernikahan saya hanyalah tiga orang: saya, bapak, dan calon suami saya. Saya dan bapak sayalah yang menyiapkan konsep-konsep dasar pernikahan: seperti gedung, katering, seragam, susunan panitia, jam-jam pelaksanaan acara, rias, dekorasi, sampai ke hal-hal kecil seperti souvenir, undangan, bunga, dan lain-lain. Kakak saya di Medan hanya dapat membantu doa & nasihat karena posisinya sendiri jauh di luar Jawa. Tetapi mendekati hari H, kakak saya tetap berperan penting dalam acara pernikahan saya ^.^

Namun, saya dan bapak masih membutuhkan bantuan orang lain, terutama ketika hari pelaksanaan. Kan tidak mungkin kalau pada hari-H saya dan bapak saya yang sibuk sendiri mengurus ini itu hehe
Susunan kepanitiaan ini kami ambil dari tetangga dan saudara. Saya dan bapak hanya mengadakan rapat pleno/besar satu kali saja (sebelumnya sudah beberapa kali rapat dengan keluarga besar) yang dilaksanakan pada Minggu, 16 Desember pukul 19.00. Rapat dilaksanakan H-2 minggu sebelum acara pernikahan, dengan pertimbangan supaya banyak hal-hal detail tidak kelupaan dan terlewat di hari-H nanti. Rapat ini sekaligus menghadirkan tim rias dari Maheswara guna mengukur beskap, blangkon, dan selop untuk para bapak yang memakai seragam.

Rapat diprediksi dihadiri oleh 50 orang, termasuk keluarga dan beberapa panitia calon manten dari pihak besan. Selain itu seluruh keluarga besar dan para buku tamu dan petugas lainnya juga hadir. Tentunya saya dan bapak sibuk menyiapkan rumah dan konsumsi. Kami memilih menu bakmi goreng, sate lontong, pisang, lemper, dan keripik-keripik untuk konsumsi.

Inti dari rapat ini adalah membahas detail persiapan perkawinan mulai dari: ibadat siraman, seserahan, ibadat midodareni, misa perkawinan, dan resepsi pernikahan. Banyak sekali masukan-masukan yang saya dapatkan dari para peserta rapat yang tentunya lebih berpengalaman. Hal-hal kecil yang tidak terpikirkan oleh sayapun akhirnya menjadi pertimbangan dan perhatian khusus bagi saya.

Rapat yang berlangsung kurang lebih dua jam itu ditutup dengan nasihat dari Penasihat panitia yaitu Bp. Yohanes Tugiro. Ucapan yang saya ingat dari beliau: Pertama, acara pernikahan itu sifatnya hanya gantian. Saat ini pas gilirannya Bp. Sulistyono (bapak saya), besok tentu ganti siapa lagi, dan seterusnya. Jadi marilah kita “nyengkuyung” atau membantu dengan sebaik-baiknya demi kesuksesan dan kelancaran acara kita bersama. Kedua, mari kita berusaha ontime atau tepat waktu sesuai dengan apa yang sudah tertera dan direncanakan di buku panduan. Tepat waktu itu adalah salah satu faktor penting dari kelancaran sebuah acara.

Terima kasih Tuhan, rapat panitia berlangsung sukses.

Berikut tautan buku panduan rapat panitia:


Comments