#Hari-1 : Berubah dengan Melayani

Hari 1: Berubah dengan Melayani -----------------------18 Januari 2012
Anak Manusia datang untuk melayani (Mrk 10:45)

Hari ini kita bertemu Yesus di jalan menuju kemenangan melalui pelayanan. Dia datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya, sebagai tebusan bagi banyak orang (Mrk 10:45). Gereja Yesus Kristus adalah komunitas melayani. Apakah aku sudah menggunakan karunia-karunia dalam pelayanan untuk kemanusiaan dalam persatuan kita dengan Kristus?
Jika selama ini tujuan kita ke gereja/beribadah hanyalah untuk melayani Tuhan saja, hmmm menurutku hal itu kurang tepat. Dia datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Tuhan ingin agar tujuan pelayanan kita tersebut dialihkan juga bagi sesama. Kita dapat melayani sesama melalui kasih karunia yang Tuhan berikan kepada kita. Bukti bahwa Tuhan datang memang benar utk melayani adalah dengan Ia memberikan kita karunia. Tuhan sungguh ingin menyatu dengan diri pribadi kita lewat karunia yang kita miliki. Oleh sebab itu kita tidak sendiri dalam melakukan pelayanan bagi sesama sebab Tuhan turut serta dalam diri kita. Bersama Tuhan, tentu tiada yang mustahil. ^,^
Mau melayani identik dengan sikap rendah hati. Ada suatu ayat yang mengatakan: “Barang siapa direndahkan maka Ia akan ditinggikan”. Sulit memang bersikap merendah di tengah era modern seperti sekarang ini. Gengsi dan harga diri seolah mengalahkan segalanya. Menjadi pelayan selalu dikonotasikan negative sebagai pembantu, bawahan, atau budak. Tentu kita gengsi dan merasa harga diri kita rendah apabila kita disebut sebagai pembantu, bawahan, atau budak. Untuk mampu melayani sesama secara tulus, kita harus mampu terlepas dari bayang-bayang gengsi dan harga diri. Sungguh berat rasanya, tetapi kita tidak sendiri karena ada campur tangan Tuhan dalam hidup kita. ^,^
KARUNIA. Pernah terlintas dalam benakku bahwa karunia yang kumiliki adalah musibah bukannya anugerah. Aku merasa belum optimal dalam menggunakan karunia yang aku punya untuk aktivitas pelayanan bagi Tuhan & sesama. Sekedar sharing, aku dikaruniai oleh Tuhan bakat bermusik. Sejak kecil aku sudah terlibat menjadi pelayan Tuhan dengan menjadi organis gereja. Banyak sekali suka duka yang aku rasakan selama menjadi organis gereja, begitu pula dengan teman-teman sesama organis lainnya yang aku kenal. Diawali dari duka. Pertama, kelelahan saat berlatih koor, apalagi jika lagu yang dinyanyikan sulit & mewajibkan kita untuk membaca partitur (not balok). Kedua, kehilangan waktu untuk have fun & refreshing bersama orang-orang terkasih. Latian koor & bertugas di gereja-gereja membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kadang kita harus mengalah untuk latihan koor sesuai jadwal yang ditentukan oleh si kelompok koor, walau sebenarnya kita telah memiliki agenda lain. Ketiga, tuntutan perfeksionis yang berbuah cemooh. Organis diharapkan tampil sempurna , sehingga ketika kita melakukan sedikit saja kesalahan tidak jarang ada orang yang “ngrasani” atau mencemooh di belakang kita. Sakit rasanya, ketika usaha maksimal kita sama sekali tidak dihargai di mata orang lain. Kalau boleh memilih, lebih baik oknum tersebut menyampaikan kritikannya langsung kepada saya asal jangan  “ngrasani” di belakang. Ada duka tentu ada suka. Organis membawaku kepada hal-hal baru, teman baru, dan pengalaman baru yang luar biasa. Menjadi organis mengajarkanku tentang manajemen waktu. Pengalaman baru seperti mendalami lagu-lagu baru, mengikuti lomba koor, dan tampil percaya diri di hadapan ribuan pasang mata sungguh merupakan pengalaman yang sangat berharga yang tidak dapat kutemui di bangku sekolah. 
Tuhan memang cerdik & Ia pandai benar mencuri hatiku. Bagaimana tidak? Ketika aku merasa bad mood & jenuh dalam rutinitas bermusik, selalu ada saja cara yang dipakai Tuhan untuk menghibur & menyadarkanku kembali. Cara Tuhan antara lain : Pertama, Ia memberikan lirik lagu yang harus kumainkan pas dengan keadaan dan suasana  hatiku saat itu. Kedua, Ia mengirimkan orang lain yang selalu dapat mengubah mood-ku yang tadinya buruk menjadi ceria kembali. Mood yang ceria akan menghasilkan iringan musik yang lebih indah & Tuhan pasti menjadi lebih sumringah mendengarkan alunan musikku. ^,^
                Inilah karunia yang aku punya, yakni bermusik. Aku sungguh ingin benar-benar tulus & mensyukuri talenta yang telah Tuhan percayakan kepadaku dengan cara pelayanan sebagai organis gereja. Aku ingin berubah menjadi pribadi yang selalu bersyukur dengan apapun pemberian Tuhan. Tak boleh lagi ada keluhan di saat aku mulai jenuh hingga aku menyadari bahwa karunia yang kumiliki adalah sebuah anugerah istimewa dari Tuhan. Sedikit demi sedikit aku belajar mengesampingkan gengsi dan ego diri sendiri untuk lebih mementingkan sesama. Cemooh, cercaan, celaan apapun dari oknum-oknum tertentu tidak akan menyulutkan api semangatku untuk terus melayani sesama karena aku tahu Tuhan tak pernah  tidur. ^,^ 
Santa Caecilia – Pelindung Musik Gereja

Comments