Perbedaan Membawa Berkah

Pengalaman ekspedisi Dieng (2-7 Februari 2012) bagiku sungguh berwarna. Mulai dari sisi edukasi hingga ke sisi religiusitas. Berdasarkan data dari kantor kelurahan setempat, masyarakat Dieng 100 % Islam. Selama 6 hari di sana, tak kudapati kapel atau gereja Katolik maupun Kristen. Justru masjid dan mushola banyak sekali kutemui di sana dalam jarak lokasi yang tidak terlalu jauh. Bagi kami, tim ekspedisi, mushola & masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat peribadatan saja tetapi sekaligus tempat berlindung dari suhu yang terlampau dingin dan toilet di mushola & masjid juga kami manfaatkan sebagai prasarana MCK.  Hal ini diakibatkan oleh tidak memadainya fasilitas MCK di tempat menginap kami yaitu balai desa (basecamp) yang hanya menyediakan 1 kamar mandi dengan kondisi kamar mandi yang bias dikatakan “kurang layak”. Itupun kami harus berbagi dengan sekitar 100 peserta lainnya.  Alhasil, kami harus mencari mushola atau masjid terdekat jika ingin buang air kecil / besar atau mandi.

Aku adalah satu-satunya tim Steering Committee  (SC) ekspedisi  Dieng yang kristiani, meski ada pula 4 adik angkatan (peserta) yang Kristen. Daripada sendirian di basecamp, aku lebih memilih untuk ikut teman-temanku yang menunaikan sholat. Enam hari bersama mereka, aku menjadi hafal waktu-waktu sholat mulai dari Ishak, Subuh, Luhur, Azhar, dan Maghrib. Sembari mereka sholat, akupun tidak mau ketinggalan untuk beribadah. Berbekal Rosario cokelat kado temanku, akupun menggenggamnya selalu. Meski aku tak berdoa Rosario, namun aku cukup lega hanya dengan menggenggam rosarioku itu sembari sesekali aku berdoa Angelus – Bapa Kami – Salam Maria – serta doa pribadi.

Aku sangat menyukai suasana kala itu, ketika aku dan rosarioku berada di tengah teman-teman yang sedang sholat. Indahnya perbedaan yang kurasakan. Setiap anak yang melihatku tidak sholat pasti selalu menatapku dan selalu bertanya: “Loh Mbak..kok gak sholat?”. Kadang adapula yang menyambung: Lagi dapet ya Mbak? Ato Nggak bawa mukenah po Mbak? Ini tak pinjami!  Mendengar pertanyaan yang kerap mereka lontarkan kepadaku, aku hanya dapat tersenyum membalasnya sambil berkata: Hehe aku kristiani. Selamat sholat ya! ^^

Kebersamaan kala berbincang di mushola atau masjid seusai sholat setidaknya dapat menghangatkan tubuh dan sejenak melupakan stres akibat susah adaptasi dengan suhu di Dieng. Jujur saja, mushola & masjid menjadi tempat favoritku selama 6 hari tersebut. Indahnya perbedaan agama yang saling berbaur dan saling menghormati menjadi pembelajaran tersendiri bagiku di ekspedisi Dieng 2012 ^^ 

Rosarioku & Teman-teman yg sedang sholat


Comments