Sekeping Logam Seratus Rupiah dan Sebotol Minyak Kayu Putih



Musim penghujan telah tiba. Kali ini, ia datang di bulan November. Ada yang menyambutnya dengan suka cita, namun ada pula yang gelisah akibat kehadirannya. Ada yang memetik untung dari kedatangannya, namun ada pula yang merugi karenanya. Sekali lagi, hidup itu pilihan. Hujan ... BERKAH atau MUSIBAH? It depends on your perspective!  

Tulisanku kali ini tidak akan memperdebatkan posisi hujan dalam hidupku, apakah itu sebagai berkah atau musibah. Aku hanya ingin berbagi cerita tentang kebiasaan “sedia payung sebelum hujan” yang selalu diterapkan oleh keluargaku ketika penghujan tiba.
Ini kisah tentang sekeping logam seratus rupiah dan sebotol minyak kayu putih. Keberadaan dua benda itu relatif penting bagi keluargaku, terlebih memasuki musim hujan. Kombinasi antara keduanya mampu menghasilkan duet maut yang cukup mujarab bagi, terutama bagu bapak, ibu, & kakakku. Bagaimana dengan aku? Hmmmm... “bisa jadi...bisa jadi”  (bernada ala Eatbulaga).

The power of “kerokan”. Kerokan seakan-akan menjadi obat yang sejauh ini terbilang cukup sukses menyembuhkan bapak, ibu, & kakakku ketika mereka masuk angin, meriang, atau kurang enak badan. Entah bagaimana “kerokan” dalam kaca mata medis. Baikkah sebenarnya bagi tubuh/kulit? 

Aku adalah individu dalam keluargaku yang paling sulit untuk mau dikeroki. Sejujurnya, aku adalah golongan penganut “anti-kerok” (lebay). Aku lebih memilih untuk mengonsumsi obat masuk angin daripada “kerokan”. Tetapi, kalau sudah kepepet... ya sudah...dengan terpaksa meng-ikhlas-kan punggung bertato garis-garis merah. Kepepet yang aku maksud adalah ketika meriangku tidak kunjung sembuh (dalam 1 hari) dan ibuku mulai marah-marah (marah demi kebaikan lho ya ^^).

Hari ini aku pun menyerah. Batuk, pilek, meriang, pusing, sakit tenggorokan membuatku takluk pada “kerokan”.  Ya, semoga dengan “kerokan”, tubuhku dapat menjadi lebih baik sehingga hari-hari ke depan dapat fit 100000 %. Hal yang paling menyebalkan adalah ketika kakakku (sekarang di Medan) mengetahui aku “kerokan”, dia pasti langsung tertawa terbahak-bahak tiada henti. Grrrrrrrrrr....hahaha dan akupun sebaliknya. Artinya, aku masih bersyukur karena “kerokan” dapat membuat seseorang tertawa bahagia.



Comments