How Great Is My Mom


Suatu siang ketika sedang makan siang di rumah sendirian, tiba-tiba ibu pulang dari kantor dengan menggunakan taksi. Tumben...ibu pulang di siang hari, biasanya pulang jam 4.15-an sore. Ada apa? (tanyaku dalam hati). Kulihat wajah ibuku pucat pasi, gemetaran, deg-degan, dahi panas tapi kaki sangat dingin. Seketika akupun panik. Ibu tidak mampu berkata-kata karena teramat menahan sakit dan menggigil. Segera kutelpon bapak dan segera aku menelpon RS Panti Rapih untuk mendaftar pasien.

Singkat cerita, ibuku harus bedrest beberapa hari. Praktis semua pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan oleh ibu kini menjadi tanggung jawabku dan bapak. Ibuku memang beberapa bulan terakhir kondisinya lemah. Terlalu banyak pikiran yang menguras fisik dan mental terutama dalam mempersiapkan tunangan kakakku kala itu dan kini persiapan perikahannya.

Sungguh menjadi pengalaman yang luar biasa bagiku, terutama melatihku dalam urusan rumah tangga. Seperti tantangan “ Jika aku menjadi... ibu rumah tangga”. Meskipun dibantu oleh bapakku, tapi aku belajar untuk menyiapkan sarapan, makan siang, dan makan malam untuk orang tua, beres-beres rumah (menyapu, mencuci piring, setrika, menyiram tanaman), membeli kebutuhan rumah tangga, hingga menjadi perawat untuk ibuku ^^. Bukannya aku tidak pernah melakukan semua itu, tetapi kali ini rasanya sungguh berbeda.


Ku sadari bahwa menjadi ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang teramat hebat dan mulia. Belum lagi ibuku bekerja sebagai PNS dengan jam kerja dari pk 7.30 – 16.00 WIB. Hmmmm...pasti lelahnya luar biasa. Oleh sebab itu, jangan pernah menyepelekan predikat “ibu rumah tangga”. Terima kasih ibu, kasih sayangmu yang tulus sampai kapanpun tidak akan pernah mampu kubalas. 




Comments