Berjalan bersama Ibu

Sabtu pagi saya nyaris terlambat naik pesawat (sudah panggilan terakhir ketika tb di bandara pdhl blm check in). Hal ini karna wkt boarding pesawat yg dimajukan. Namun sy tdk sendiri. Ada seorang ibu berjilbab (krg lbh seusia ibu saya) yg panik. Ketika urusan sy sudah selesai, sy berkata pd ibu itu: "Bu, mau saya tunggu?" (pdhl bs saja sy naik duluan..namun sy tdk tega krn ibu itu trlihat bingung di bandara). Akhirnya kami bduapun lari2an ke arah pesawat.

Ketika penerbangan pulang ke Jkt, pesawatnya delay krn cuaca di Jkt sgt buruk. Selama penerbangan pun saya deg2an luar biasa krn pesawat diwarnai goncangan2. Waktu landing, bahkan smua penumpang berteriak takut (landing sgt kasar). Sy disambut hujan lebat ketika turun dr pesawat. Ketika akan keluar pesawat, sy kaget ktika ssorg menyapa saya dan trnyt dia adalah ibu yg sy temani ketika hampir ketinggalan pesawat kmrn. Kami berdua bjalan bsama menembus hujan lebat dg memakai payung yg diberikan oleh maskapai. Sepanjang pjalanan kami ngobrol sampai akhirnya ibu menunggu taksi dan saya ke arah Damri.

Sungguh dalam perjalanan ini saya merasa bahwa ibu selalu menemani dlm setiap langkah: ketika panik dan takut. Terima kasih Tuhan.

Comments