Siraman sebagai adat Jawa umumnya dilakukan
sehari sebelum melaksanakan pernikahan. Apa sih filosofi dari siraman? Siraman
bukan semata-mata peristiwa pembersihan fisik saja, melainkan pembersihan jiwa.
Membersihkan segala hal yang bisa menjadi gangguan supaya saat melakukan
prosesi pernikahan tidak ada aral yang melintang. Mengenai pelaksanaan, ritus
ini biasa dilakukan di antara pukul 10.00-15.00. Masyarakat Jawa memiliki
keyakinan jika bidadari akan turun dan mandi saat itu. Pengantin merupakan
representasi dari seorang manusia yang cantik, menawan. Oleh karenanya, waktu
mandinya sebaiknya sama dengan waktu mandi para bidadari (hahaha saya
membayangkan bahwa saya berselendang dan selendang saya ketinggalan ketika
mandi di kolam lalu diambil Jaka Tarub).
Berhubung saya kurang waktu untuk mempersiapkan
prosesi siraman yang sesuai pedoman Jawa, maka prosesi siraman saya lakukan
secara agama Katolik yaitu dengan ibadat siraman yang dipimpin oleh seorang
prodiakon.
Busananya bukanlah kebaya atau rajutan melati
khas untuk kostum siraman, tetapi dress batik dan make up sekadarnya. Tidak ada
bleketepe, janur, atau kendi besar pula ketika prosesi tersebut. Meskipun terkesan
tidak ideal, tapi sepanjang prosesi ibadat begitu menyentuh dan sakral bagi saya
dan calon suami yang juga hadir saat itu.
Siraman menurut Katolik adalah sebagai tanda
mengenang akan Sakramen Pembaptisan yang telah diterima, sehingga kita semua dibebaskan
dari segala dosa dan layak menerima rahmat Sakramen Perkawinan sebagai tanda
kehadiran Allah dalam keluarga baru dan kelak boleh menerima kebahagiaan di
Surga untuk selama-lamanya.
Air yang diberkati oleh prodiakon diambil dari
tujuh sendang yang ada di sekitar kami ditambah dengan air rumah saya dan air
rumah calon suami. Tak ada taburan kembang tujuh rupa, yang ada hanyalah doa
dan berkat dari prodiakon.
Acara ini berlangsung kurang lebih 1 jam yang kemudian
dilanjutkan dengan makan siang Bersama keluarga besar.
Sederhana dan mengena, itulah siraman versi saya.
Berikut link teks ibadat siraman saya:
Comments